Foto Bersama Diseminasi Panduan Gizi
SINTANG---Yuk! mengatasi stunting di Kabupaten Sintang. Hal itu menjadi harapan semua stakeholder.
Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto, membuka kegiatan diseminasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGS-PL) dan Sosialisasi Program Anakku Sehat dan Cerdas dalam rangka penguatan penurunan stunting pada bayi dan balita di Kabupaten Sintang, yang dilaksanakan di Aula Bappeda, pada Kamis, (25/3/2021).
Dalam arahannya, Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto menjelaskan bahwa kegiatan ini sangatlah penting untuk diikuti dan dilaksanakan.
“Karena kegiatan ini mampu memberikan kontribusi dalam proses pembangunan daerah di kabupaten sintang yang kita cintai ini, khususnya dalam upaya pencepatan pencegahan stunting untuk mewujudkan pembangunan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Sintang. Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pernah menyampaikan pada rapat terbatas mengenai evaluasi proyek strategis nasional untuk pemulihan ekonomi karena dampak covid-19 tahun lalu, beliau menyampaikan arahan mengenai agenda-agenda strategis yang sangat penting bagi bangsa dan negara serta menjadi prioritas untuk kepentingan nasional tidak boleh berhenti dan tetap harus dilanjutkan,” terang Wabup.
Sudiyanto menjelaskan bahwa banyak agenda-agenda strategis yang mendasar dan penting bagi kehidupan rakyat, “tidak hanya di bidang ekonomi saja, yang terpenting bagi kehidupan rakyat kita, yaitu yang berkaitan dengan pendidikan, peningkatan kualitas SDM, dan juga bidang kesehatan. Contoh di bidang kesehatan, pemerintah pusat memiliki agenda besar yaitu menurunkan stunting dengan target di tahun 2024 di angka 14 %, kemudian pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, hiv-aids, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat yang harus terus dikerjakan. Ini artinya kita harus fokus menangani dan mengendalikan covid, tapi agenda-agenda strategis yang berdampak besar bagi kehidupan rakyat juga tidak boleh dilupakan”, jelas Wabup.
“Hal lain juga terkait dengan proyek strategis nasional yang sedang berjalan, presiden minta diprioritaskan yaitu percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional yang berdampak langsung bagi penguatan ekonomi rakyat, yang berdampak langsung pada pemulihan ekonomi nasional. Dampak masalah gizi pada usia dini tidak terbatas pada status gizi saja, seperti pendek, kegemukan, dan gizi buruk, tetapi jauh lebih luas karena terkait dengan risiko rendahnya kecerdasan, serta risiko menderita penyakit tidak menular pada usia dewasa,” tambah Wabup Sintang.
“Kekhawatiran terhadap perkembangan kualitas sdm yang diakibatkan oleh beban gizi ganda diawali oleh masalah gizi pada usia dini terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak kehamilan sampai usia anak 2 tahun. Oleh karena itu fokus perbaikan gizi ke depan diprioritaskan pada 1000 HPK tanpa meninggalkan siklus hidup lainnya. Hal ini sejalan dengan komitmen global yang menekankan pentingnya negara–negara memperhatikan masalah gizi pada periode 1000 HPK tersebut,” tambah Wabup.
“Kabupaten Sintang diawal tahun 2018 telah menetapkan Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG). RAD-PG ini merupakan rencana aksi multisektor dan tujuan yang ingin dicapai dengan adanya perbaikan pangan dan gizi adalah terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, sehat, produktif secara berkelanjutan dan berdaya saing. Selanjutnya Kabupaten Sintang menjadi salah satu dari beberapa kabupaten yang di intervensi oleh pemerintah pusat melalui aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting (KP2S),” tambah Wabup.
Wakil Bupati Sintang menambahkan bahwa dalam pelaksanaan aksi konvergensi untuk analisis data dari hasil pemantauan status gizi Kabupaten Sintang pada tahun 2016 untuk stunting di angka 37,6 %, mengalami peningkatan ditahun 2017 menjadi 44,1 %, dan ditahun 2018 dari hasil riskesdes mengalami penurunan menjadi 33,2 %. Untuk tahun 2019 melalui elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) angka stunting Kabupaten Sintang 32,68 % dan di tahun 2020 pada posisi 30,75 %.
“Data ini dikumpulkan di tingkat puskesmas yang berada pada masing-masing kecamatan. Kekuatan dari data ini adalah dapat memberi gambaran besarnya permasalahan gizi di setiap wilayah puskesmas/kecamatan yang tidak didapatkan dari data lainnya seperti psg nasional dan riskesdas yang hanya dapat menggambarkan tingkat kabupaten,” terang Wabup.
“Dari hasil pemantauan status gizi ini menunjukkan bahwa kabupaten sintang masih menghadapi beberapa masalah gizi khususnya stunting dan memerlukan perhatian pemerintah daerah untuk mengatasinya. kecenderungan angka prevalensi stunting, yang cukup serius pada baduta mengindikasikan perlunya kerja keras semua pihak dan secara terkoordinasi,” terang Wabup.
“Peran lintas sektor terutama instansi teknis terkait diperlukan dalam intervensi program prioritas ke kelompok sasaran yaitu ibu hamil, ibu menyusui usia 0-23 bulan, remaja putri dan wanita usia subur, anak usia 24-59 bulan. Dan juga kegiatan intervensi pada penyediaan air minum dan sanitasi, peningkatan akses pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran komitmen, dan praktek pengasuhan dan gizi ibu dan anak, peningkatan akses pangan bergizi dan pengelolaan persampahan serta sarana dan prasarana pendukung dalam rangka penanganan stunting,” terang Wabup.
“Dalam pelaksanaan rencana kerja program dan kegiatan OPD dikarenakan adanya keterbatasan sumberdaya yang tersedia terutama menyangkut anggaran dan tenaga sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan program atau kegiatan sekaligus diseluruh wilayah. oleh karena itu ada prioritas pada wilayah-wilayah tertentu atau yang mempunyai permasalahan serius, sehingga diharapkan hasil intervensi yang dilakukan dapat lebih efektif,” tambahnya.
“Terkait dengan kegiatan hari ini, mengenai gizi seimbang berbasis pangan lokal, sebagai informasi dikabupaten sintang, kita telah memiliki 1 desa yang di tetapkan sebagai kampung gizi yaitu desa sungai pukat, kecamatan kelam permai yang juga menjadi juara saat mengikuti lomba desa tingkat propinsi dan memiliki petugas gizi teladan yang aktif mengedukasi terkait pemanfaatan pangan lokal kaya gizi dari tanaman yang ada disekitar pekarangan penduduk. Selain itu kita juga memiliki 1 gang di wilayah desa baning kota yaitu gang gama jaya dibawah binaan solidaridad, dinas pertanian dan dinas ketahanan pangan melalui pemanfaatan pekarangan lestari oleh penduduk sekitar dengan menanam sayur mayur dan buah buahan serta kolam ikan,” tambah Wabup.
“Pemerintah Kabupaten Sintang menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Pontianak bersama seameo recfon gain semoga kegiatan ini dapat sebagai acuan pemenuhan kebutuhan gizi dengan mempertimbangkan keterjangkauan, ketersediaan secara lokal di masyarakat dan tercapainya status gizi masyarakat yang optimal sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang nantinya akan sinergis dengan tujuan dari pembangunan nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia,” tutup Wabup [Hms]